Utopians pasti pernah melihat desain logo atau tipografi yang mirip, bukan? Sama-sama bergerak di industri yang sama, logo dan tipografi seringkali mirip karena adanya tren visual. Karena adanya tren, sebuah brand mencoba untuk ‘mengadaptasi’ konsepnya. Tapi, perlu digarisbawahi, nih Utopians, hal tersebut berbeda dengan plagiat, ya! Supaya lebih jelas, yuk simak artikel berikut ini!
1. Tren Visual di Industri yang Sama
Jika Utopians sering temui logo atau tipografi merek yang sama, bisa jadi hal tersebut dipengaruhi oleh adanya tren visual. Hal ini sering ditemukan pada sebuah brand di industri yang sama, loh Utopians. Jadi, ketika suatu brand bergerak di industri yang sama, kita sering menemukan visual brand tersebut mirip. Tapi, apakah brand tersebut lakukan plagiasi visual? Klaim plagiat sendiri tidak bisa dilakukan secara sembarangan, nih Utopians. Jadi, perlu dikaji dengan sungguh-sungguh beberapa faktornya.
Kesamaan visual ini terjadi pada sebuah brand di industri yang sama karena mereka sama-sama menyediakan barang atau jasa yang mirip. Saling bersaing, brand-brand tersebut mencoba untuk mengikuti tren industri. Jadi, tren nyatanya tak hanya ditemukan di media sosial saja, loh Utopians. Sebuah industri juga memiliki tren mereka. Tujuan dari kesamaan ini tentu untuk membuat brand tampak trendy dan up to date.
Contohnya, tren visual di kalangan luxury brand. Brand Chanel dan Gucci memiliki kemiripan logo karena tren visual. Di kalangan luxury brand, kedua brand ini jadi brand yang sama-sama bersaing. Mereka ingin menunjukkan kesan mewah namun simple di identitas visual brand mereka. Jadi, ketika seseorang melihat brand tersebut, maka ia bisa langsung tahu ‘nilai’ yang ditawarkan brand Chanel dan Gucci. Nilai kemewahan bisa tampak tanpa harus lebay.
2. Identitas Visual pada Tren Visual
Membahas kesamaan logo dan tipografi, kedua hal tersebut masuk ke dalam identitas visual sebuah brand, nih Utopians. Jadi, identitas visual ini merupakan salah satu hal yang dimiliki brand. Identitas visual hadir dengan tujuan untuk menampilkan citra merek atau kesan merek yang pertama kali dilihat oleh customer.
Contohnya, brand Bentley dan Mini Cooper, keduanya memiliki identitas visual yang mirip. Hal ini terjadi karena kesamaan industri. Kedua brand sama-sama memiliki nilai merek, yaitu alat transportasi. Mereka ingin menunjukkan kesan yang sama bahwa brand mereka adalah kendaraan yang bebas dan cepat melalui simbol sayap di logo mereka.
Lagi dan lagi, adanya tren visual dapat mempengaruhi kemiripan logo ini. Unsur atau simbol yang dipakai bisa mirip karena kesamaan nilai atau citra yang ingin ditunjukkan sebuah brand.
3. Plus Minus
Dari penjelasan tersebut, tentu ada plus dan minusnya, Utopians. Hal positif yang didapat adalah citra merek bisa langsung terlihat dengan adanya tren visual. Jadinya, para calon customer akan langsung tahu nilai atau produk yang ditawarkan sebuah brand dengan sekali lihat. Selain itu, tampilan merek sebuah brand juga akan mudah diingat dengan adanya tren visual.
Namun, ada juga poin negatif dari adanya tren visual, loh Utopians. Jika ada kesamaan unsur pada identitas merek, akan banyak orang yang mengira bahwa brand tersebut lakukan plagiasi. Nyatanya, plagiasi tidak bisa langsung diklaim secara sembarangan. Jika tak ada bukti atau pernyataan langsung bahwa mereka memakai identitas merek lain, maka tuntutan plagiasi tak bisa dilayangkan, loh. Untuk cek plagiasi, Utopians bisa mengkaji unsur dari logotype dan logogram suatu brand. Jika semua unsur sama dan ada pengakuan atau bukti telah meniru, maka klaim plagiasi bisa dilakukan.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan identitas merek, bukan? Jika Utopians punya masalah terkait hal tersebut, kamu bisa, loh untuk minta bantuan ke Tim Ourtale. Ourtale sediakan banyak sekali jasa marketing yang tentunya akan sangat membantumu.